dokter teladan



Desa Siaga..!! Ini bukanlah konsep untuk melawan terorisme, melainkan konsep membangun desa sehat yang digagas oleh Menteri Kesehatan RI, Siti Fadhilah Supari. Desa siaga mengembangkan masyarakat agar mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam mengatasi masalah kesehatan. Konsepnya, sehat harus tumbuh dari masyarakat itu sendiri. Perilaku hidup sehat, hidup di lingkungan yang sehat serta tahu kemana harus minta bantuan atau harus merujuk bila ada masalah kesehatan yang dikembangkan secara berkelompok atau dalam satu keluarga.

Pengembangan desa siaga tidak hanya melalui pembentukan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) tetapi peningkatan pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat ikut memikirkan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya. Contohnya adalah ‘jimpitan kesehatan’ berupa iuran sukarela mingguan berupa 1/4 kg beras untuk peningkatan gizi balita dalam pelayanan posyandu, fogging dan pengadaan obat murah yang dibagikan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.

Program desa siaga sudah berjalan beberapa tahun ini. Bertepatan dengan HUT RI ke-64, Menkes memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah berperan menjadikan desa mereka sebagai desa siaga. Para teladan tersebut berjumlah 33 orang tenaga medis (28 dokter umum dan 5 dokter gigi), 33 orang tenaga keperawatan, 33 orang tenaga pengelola gizi/nutrisionis dan 33 orang tenaga kesehatan masyarakat/sanitarian/penyuluh. Mereka berhak atas satu unit sepeda motor, satu unit laptop berikut printernya. (sumber: http://www.depkes.go.id, sumber gambar : blogdetik.com).

Desa Siaga..!! Ini bukanlah konsep untuk melawan terorisme, melainkan konsep membangun desa sehat yang digagas oleh Menteri Kesehatan RI, Siti Fadhilah Supari. Desa siaga mengembangkan masyarakat agar mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam mengatasi masalah kesehatan. Konsepnya, sehat harus tumbuh dari masyarakat itu sendiri. Perilaku hidup sehat, hidup di lingkungan yang sehat serta tahu kemana harus minta bantuan atau harus merujuk bila ada masalah kesehatan yang dikembangkan secara berkelompok atau dalam satu keluarga.

Pengembangan desa siaga tidak hanya melalui pembentukan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) tetapi peningkatan pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat ikut memikirkan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya. Contohnya adalah ‘jimpitan kesehatan’ berupa iuran sukarela mingguan berupa 1/4 kg beras untuk peningkatan gizi balita dalam pelayanan posyandu, fogging dan pengadaan obat murah yang dibagikan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.

Program desa siaga sudah berjalan beberapa tahun ini. Bertepatan dengan HUT RI ke-64, Menkes memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah berperan menjadikan desa mereka sebagai desa siaga. Para teladan tersebut berjumlah 33 orang tenaga medis (28 dokter umum dan 5 dokter gigi), 33 orang tenaga keperawatan, 33 orang tenaga pengelola gizi/nutrisionis dan 33 orang tenaga kesehatan masyarakat/sanitarian/penyuluh. Mereka berhak atas satu unit sepeda motor, satu unit laptop berikut printernya. (sumber: http://www.depkes.go.id, sumber gambar : blogdetik.com).